Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi permasalahan. Untuk memecahkan permasalahan
tersebut biasanya kita bertanya kepada diri sendiri dengan sejumlah pertanyaan yang
dibantu dengan informasi yang ada.
Problem
atau masalah menurut Hayes adalah suatu kesenjangan (gap) antara di mana
Anda berada sekarang dengan tujuan yang Anda inginkan, sedangkan Anda tidak
tahu proses apa yang akan dikerjakan.
Menurut
Hudoyo suatu pertanyaan merupakan suatu permasalahan bila pertanyaan itu tidak
bisa dijawab dengan prosedur rutin, sedangkan pemecahan masalah adalah proses
penerimaan tantangan dan kerja keras untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Selanjutnya Hudoyo mengemukakan bahwa penyelesaian masalah dapat diartikan
sebagai penggunaan matematika baik untuk matematika itu sendiri maupun aplikasi
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan ilmu pengetahuan yang lain secara
kreatif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum kita ketahui
penyelesaiannya ataupun masalah-masalah yang belum kita kenal. (Suwangsih,2012:127)
Marzano
(Suwangsih, 2007: 32) menjelaskan bahwa pemecahan masalah dapat diartikan
sebagai penggunaan matematika baik untuk matematika itu sendiri maupun aplikasi
matematika maupun aplikasi matematika dalam kehidupan sehari hari dan ilmu
pengetahuan yang lain secara kreatif untuk menyelesaikan masalah masalah yang
belum kita ketahui penyelesainnya ataupun masalah- masalah yang belum kita
kenal.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa walaupun pemecahan masalah dapat
didefinisikan secara berbeda oleh orang yang berbeda dalam saat yang sama atau
oleh orang yang sama pada saat yang berbeda, akan tetapi pada hakekatnya semua
sepakat bahwa pemecahan masalah mengandung pengertian sebagai proses berpikir
tingkat tinggi dan mempunyai peranan yang penting dalam pembelajaran
matematika. Oleh karena itu dalam pengelolaannya diperlukan perencanaan
pembelajaran yang matang dan perubahan pola pikir pada diri guru itu sendiri.
Dalam
perencanaan, guru harus merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga mampu merancang
berpikir dan mendorong siswa menggunakan pikirannya secara sadar untuk memecahkan
masalah.
Polya
(dalam Suwangsih, 2012: 128) secara rinci menguraikan empat langkah
penyelesaian pemecahan masalah matematika disertai ilustrasi masalah,
pertanyaan yang membimbing pemahaman tiap langkah, dan cara-cara
penyelesaiannya. Keempat langkah tersebut adalah : 1) pemahaman masalah, 2)
membuat rencana penyelesaian, 3) mengerjakan rencana, dan 4) peninjauan kembali
hasil perhitungan.
Selanjutnya
Polya memberikan empat petunjuk kepada guru agar dapat menumbuhkan perilaku
siswa sebagai seorang yang mampu memecahkan masalah, yaitu :
1. Yakinkan bahwa siswa memahami permasalahan,
sebab jika siswa tidak memahaminya maka minatnya akan hilang.
2. Bantulah siswa mengumpulkan bahan sebagai
landasan berfikir untuk membuat rencana.Dalam hal ini guru hendaknya
mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi seluruh syarat yang diketahui untuk
membangun informasi sebanyak-banyaknya.
3. Menciptakan
iklim kondusif dalam pemecahan masalah.
4. Setelah siswa mencapai solusi, beri semangat
kepada siswa untuk merefleksikan masalah dan cara penyelesaiannya. (Suwangsih,
2012:129)
Suydam
yang dikutip oleh Klurik dan Reys (Sumarmo, 1994:14 dalam Suwangsih, 2012:129)
merangkum karakteristik kemampuan seorang problem solver yang baik
sebagai berikut :
1.
Mampu memahami konsep dan istilah matematika.
2.
Mampu mengetahui keserupaan, perbedaan, dan analogy.
3.
Mampu mengidentifikasi unsur yang kritis dan memilih prosedur dan data yang
benar.
4.
Mampu mengetahui data yang tidak relevan.
5.
Mampu mengestimasi dan menganalisis.
6.
Mampu memvisualisasi (menggambarkan) dan menginterpretasikan fakta kuantitatif
dan hubungan.
7.
Mampu menggeneralisasikan berdasarkan beberapa contoh.
8.
Mampu menukar, mengganti metoda / cara dengan cepat.
9.
Memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang kuat disertai hubungan baik
dengan sesama siswa.
Langkah-
langkah untuk menerapkan pendekatan pemecahan masalah di jelaskan oleh
Polya (Suwangsih,2012:130) bahwa pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah
yang harus dilakukan yaitu:
1. Memahami masalah,
2. Merencanakan
pemecahannya,
3. Menyelesaikan
masalah sesuai rencana langkah kedua, dan
4. Memeriksa
kembali hasil yang diperoleh (looking back).
SUMBER :
Suwangsih, E. (2007).”Penerapan
Pemecahan Masalah Matematika di SD Melalui Pembelajaran Kooperatif “.Metode
DIDAKTIK Jurnal pendidikan ke-SD-an.2,(1),31-48.
Suwangsih,
E. (2012).Model Pembelajaran Matematika.“.[Online] tersedia
di http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/DUAL-MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/
[3 Januari
2012]
No comments:
Post a Comment