Kata “IPA” merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan
Alam” kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata- kata Bahasa
Inggris ” Natural Science” secara singkat sering disebut “
Science”. Natural artinya ilmu
pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam
ini, ilmu yang mempelajari peristiwa- peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar,
1996/1997: 2)
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dapat didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,
2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.
Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang
fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran
IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat
IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik
dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan
pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains
ditemukan (Hakikat Pembelajaran IPA di SD, 2011)
Siswa SD yang secara umum berusia 6-12 tahun, secara
perkembangan kognitif termasuk dalam tahapan perkembangan operasional konkrit. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: 1) pengurutan,
kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri
lainnya.2) klasifikasi, kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,
termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya
ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan
berperasaan). 3) Decentering,
anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan
untuk bisa memecahkannya. 4) Reversibility, anak
mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke
keadaan awal. 5)Konservasi, memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah
benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek
atau benda-benda tersebut. 6) Penghilangan sifat Egosentrisme, kemampuan
untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut
berpikir dengan cara yang salah). (wikipedia,tt)
Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
IPA di SD yang perlu diajarkan adalah produk dan proses IPA karena keduanya
tidak dapat dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam
belajar produk dan proses IPA harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip pembelajaran IPA untuk SD yang
harus diperhatikan oleh guru. Prinsip tersebut antara lain:
1. Pemahaman
kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara
inderawi maupun non inderawi.
2. Pengetahuan
yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap
selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman
itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.
3. Pengetahuan
pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para
ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut
miskonsepsi. Anda perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi
ini selama pembelajaran.
4. Setiap
pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep
yang lain. Tugas sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan
pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol,
dan hubungan dengan konsep yang lain.
5. IPA terdiri
atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan kedua aspek ini walaupun hingga
kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Perlu
diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat.
Guru yang
akan mengembangkan IPA sebagai proses, maka akan memasuki bidang yang disebut
prosedur ilmiah. Guru perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, menyajikan
data, mengolah data, serta menarik kesimpulan.
Sumber :
Hakekat
Pembelajaran IPA di Sekolah.(2011).
Diakses 2 Mei 2012 dari http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di-sekolah.html
Iskandar, S M.
(1996/1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti
Wikipedia.tt. Teori Perkembangan Kognitif. [Online].
Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif [ 1 Juni 2012
No comments:
Post a Comment