Thursday 11 April 2013

COOPERATIVE LEARNING


Cooperative learning merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisasi oleh satu prinsip bahwa pembelajran harus didasarkan pada perubahan  informasi secara sosial diantara kelompok- kelompok pembelajaran yang didalamnya setiap pelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota- anggota yang lain  (Roger, dkk dalam Huda, 2011: 29)
Artz dan Newman (Huda, 2011: 32) mendefinisikan pembelajaran cooperative sebagai ‘small group of learner working together as team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal’ (kelompok kecil pembelajaran/ siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas atau mencapai suatu tujuan bersama)
Nurhadi, dkk. (dalam susilofy, 2010) mendefinisikan bahwa ‘pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan’.
Unsur dasar Cooperative Learning adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam cooperative learning adalah adanya: (a) saling ketergantungan positif, (b) interaksi tatap muka; (c) akuntabilitas individual, dan (d) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Abdurrahman dan Bintoro dalam Susilofy, 2010)
                                                         
a.       Saling ketergantungan positif
            Dalam Cooperative Learning, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan.  Hubungan yang saling membutuhan inilah yang dimaksud dengan saling memberikan hasil ntuk meraih hasil belajar yang optimal. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui:       (1) saling ketergantungan pencapaian tujuan, (2) saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, (3) saling ketergantungan bahan atau sumber, (4) saling ketergantungan peran, dan (5) saling ketergantungan hadiah.

b.        Interaksi tatap muka
            Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi. Interaksi semacam itu sangat penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.

c.       Akuntabilitas individual
            Cooperative Learning menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Meskipun demikian, penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerluan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, dan karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan urunan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok secara individual inilah yang dimaksudkan dengan akuntabilitas individual.

d.      Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
            Dalam cooperative learning keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari sesama siswa.

Lie, A. (2008). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- ruang Kelas. Jakarta : Grasindo
Slavin, R. (2009). Cooperative Learning ; theory, research and practice. Tarjamah oleh Lita Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Tarjamah oleh Lita. Bandung: Nusa Media
__________ (1975). Teams Games Tournaments:A Student Team Approach to Teaching Adolescents with Spesial Emotion and Behavioral Needs .Baltimore : Jhon Hopkins University. Diperoleh dari The ERIC database (ED123825)

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Susilofy (2010).Model Pembelajaran Kooperatif. [Online] tersedia di http;//susilofy.wordpress.com/2010/09/28/model-pembelajaran-kooperatif/ [13 Mei 2010]

No comments: